Mental yang sehat adalah hak semua orang

Selama ini lebih banyak orang fokus terhadap kesehatan fisiknya. Sebagian orang akan merasa terganggu dan khawatir ketika ada keluhan pada bagian tubuhnya. Dan masih sedikit orang yang memperhatikan kesehatan Jiwanya, bahkan masih banyak yang tidak paham apa yang dimaksud dengan kesehatan Jiwa. 

Seorang pujangga Romawi pada abad kedua, Descimus lunius Juvenalis dalam Satire X membuat istilah Mens Sana in Corpore Sano yang artinya di dalam badan yang sehat ada jiwa yang sehat juga, yang bisa kita pahami bahwa ketika fisik kita sehat, maka perilaku kitapun akan baik juga. Tetapi sebaliknya, apabila fisik kita bermasalah, misal sakit kepala, mual dan keluhan fisik lainnya, biasanya akan mempengaruhi perilaku kita, misal jadi lebih banyak tiduran, malas makan, malas bicara dengan orang lain, malas keluar rumah, bahkan jadi mudah marah dan atau gelisah. Hal itu menggambarkan bahwa sehat jiwa sama pentingnya dengan sehat raga.

Hari Kesehatan Jiwa SeDunia tahun 2023 ini mengangkat tema : Mental Health is a Universal Human Right. (Kesehatan Mental adalah Hak Asasi Manusia yang Universal). Tema tersebut diangkat untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa kesehatan mental itu penting. Tidak tertuju ke suatu golongan, sekelompok umur atau kelompok tertentu, tetapi secara universal (keseluruhan).

Menurut WHO (World Health Organization) kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan yang disadari indiividu, yang didalamnya terdapat kemampuan – kemampuan untuk mengelola stress kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan di komunitasnya.

Ciri – ciri orang yang memiliki kesehatan mental  (Jurnal Edukasi oleh Faisal Anwar & Putry Julia, 2021):

  1. Memiliki perasaan senang dan kepuasan dalam kesehariannya.
  2. Memiliki antusiasme dalam menjalani kesehariannya (mampu dalam memaknai kehidupan, keceriaan dan kebahagiaan – kebahagiaan yang lain)
  3. Memiliki kemampuan dalam memaknai stress hidup dan bangkit dari keterpurukan hidup yang dihadapi
  4. Memiliki kemampuan dalam mengaktualisasikan diri. Mampu mengaktualisasi diri yang berarti cakap, berpatisipasi dalam kehidupan sesuai dengan bakat yang dimilikinya melalui kegiatan kegiatan yang bermakna dalam kehidupan sosial yang positif.
  5. Memiliki fleksibilitas. Kemampuan fleksibilitas adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri untuk berkembang kearah yang lebih baik dengan menghadapi perubahan – perubahan kondisi kehidupan.
  6. Memiliki ekuilibrium, yaitu memiliki keseimbangan antara bekerja, bermain, belajar, istirahat, dst didalam kehidupan.
  7. Memiliki well-roundedness, pandangan spiritual, jiwa, tubuh, kreativitas dan perkembangan kognitif.
  8. Memiliki perhatian terhadap diri sendiri daripada orang lain.
  9. Memiliki keyakinan diri dan asassment diri yang baik kepada diri sendiri.

 

Sehat mental adalah hak semua orang, sebagai makhluk individu ada beberapa cara yang bisa kita lakukan, yakni :

  1. Selalu bersyukur.
  2. Afirmasi, katakan hal positif kepada diri sendiri.
  3. Terhubung dengan orang lain / bersosialisasi.
  4. Melakukan kegiatan yang disukai secara sendirian / metime
  5. Ceritakan keluhan kepada teman / saudara yang bisa dipercaya.
  6. Hubungi professional apabila sudah merasakan ada gejala yang tidak bisa diatasi sendiri.

 

Sebagai makhluk sosial kita juga bisa berperan dalam menjaga kesehatan mental orang lain, dengan cara ;

  1. Menjaga silaturahmi.
  2. Menjaga perkataan dan sikap kepada orang lain
  3. Menghindari menjudge orang lain.
  4. Berempati terhadap apa yang terjadi pada orang disekitar kita.
  5. Apabila ada teman, saudara, kerabat dan atau tetangga yang nampak ada indikasi gangguan mental berupaya memberikan pertolongan.

Author  Rifqoh Ihdayati, MAP, Psikolog

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

s